Jumat, 17 Juni 2011

PENGEMBANGAN KTSP


PENGEMBANGAN KTSP
            Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks, dan melibatkan berbagai komponen, yang tidak hanya menuntut keterampilan teknis dari pihak pengembang terhadap pengembangan berbagai komponen kurikulum, tetapi harus pula dipahami berbagai factor yang mempengaruhinya. Pengembangan KTSP memfokuskan pada kompetensi tertentu, berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang utuh dan terpadu serta dapat di demonstrasikan peserta dididk sebagai hasil dari wujud belajar penerapan KTSP mememungkinkan para guru merencanakan, melaksanakan dan menilai kurikulumserta hasil belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi, dan kompetensi dasar sebagai cermin penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang di pelajari.
A.    Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulu mtingkat satuan pendidikan dapat di lukiskan dalam bagan pengembangan kurikulum dan Nampak bahwa pengembangan kurikulum mencakaup beberapa tingkat, yaitu pengembangan kurikulum tingkat nasional, kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP
1.      Pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional
Kurikulum tingkat nasional di kembangkan dengan memperhatikan konteks pendidikan, jalur pendidikan merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan pembelajaran secara berjenjang dan berkesinambungan sedangkan jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan di selenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan pembelajaran yang tidak harus benjenjang dan berkesinambungan termasuk pendidikan keluarga (UUSPN). Pengembangan kurikulum secara vertical berkaitan dengan kontinuitas antara berbagai jenjang pendidikan sedangkan secara horizontal berkaitan dengan keselarasan antar berbagai jenis pendidikan dalam berbagai jenjang. Jenis pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pemdidikan keagamaan, pendidikan akademik, dan pendidikan professional. Dalam kaitannya dengan KTSP, pengembangan kurikulum tingkat nasional di lakukan dalam rangka pengembangkan standar nasional pendidikan yang pada sat ini mencakup standar kompetensi lulusan dan standar isi untuk setiap satuan pendidikan pada masing-masing jenjang dan jenis pendidikan, terutama pada jalur pendidikan sekolah.

2.      Pengembangan KTSP
Pada tingkat ini di bahas pengembangan kurikulum untuk setiap satuan pendidikan. Kegiatan yang di lakukan pada tahap ini antara lain :
a.       Menganalisis dan mengembangkan standar kompetensi lulusan dan standar isi.
b.      Merumuskan visi dan misi serta merumuskan tujuan dan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan
c.       Berdasarkan SKL, standar isi, visi dan misi serta tujuan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan di atas selanjutnya di kembangkan bidang study yang akan di berikan untuk merealisasikan tujuan tersebut
d.      Mengembangkan dan mengidentifikasi tenaga kependidikan sesuai dengan kualifikasi yang di perlukan dengan berpedoman pada standar tenaga kependidikan yang di tetapkan BSNP.
e.       Mengidentifikasi fasilitas pembelajaran yang di perlukan untuk memberi kemudahan belajar sesuai dengan standar sarana dan prasarana pendidikan yang di tetapkan BSNP

3.      Pengembangan Silabus
Pada tingkat ini di lakukan pengembangan silabus untuk setiap bidang studi pada berbagai satuan pendidikan kegiatan yang di lakukan antara lain :
a.       Mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar serta tujuan setiap bidang studi
b.      Mengembangkan kompetensi dasar dan materi standar yang di perlukan dalam pembelajaran
c.       Mendeskripsikan kompetensi dasar serta mengelompokkannya sesuai dengan ruang lingkup dan urutannya
d.      Mengenbangkan indicator untuk setiap kompetensi serta criteria pencapaiannya dan mengelompokkannya sesuai dengan ranah pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai dan sikap.
e.       Mengembangkan instrument penilaian yang sesuai dengan indicator pencapaian kompetensi.

Penyusunan silabus mengacu pada KTSP dan perangkat komponen-komponennya yang di kembangkan berdasarkan standar kompetensi dan standar isi yang dikembangkan oleh BSNP, penyusunan KTSP dan silabus dapat di lakukan dengan melibatkan para ahli atau instansi yang relevan di daerah setempat seperti tokoh masyarakat, instansi pemerintah, instansi swasta termasuk perusahaan dan industry atau perguruan tinggi. Bantuan dan bimbingan teknis untuk pengembangan KTSP dan penyusunan silabus dapat di berikan oleh BSNP dan puskur balitnang Depdiknas.
4.      Pengambangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan standar kompetensi dan standar isi dalam silabus yang telah di identifikasi dan di urutkan sesuai dengan tingkat pencapaiannya pada setiap bidang studi selanjutnya di kembangkan program pembelajaran kegiatan pemngembangak kurikulum pada tingkat ini adalah menyusun dan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran atau persiapan mengajar.
5.      Kurikulum Aktual
Kurikulum actual adalah interaksi antara peserta didik dengan guru dan lingkungan pembelajaran da;am hal ini dapat dikatakan bahwa bagaimana pun bagusnya suatu kurikulum maka aktualisasinya sangat di tentukan oleh profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran dan pembentuka kompetensi peserta didik.
B.     Prinsif Pengembangan KTSP
Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang di buat BSNP dengan dengan memperhatikan prinsif sebgai berikut :
1.      Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum di kembangkan berdasarkan prinsif bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi menusia yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha esa, berahlak mulia, swehat, berilmu, cakap, kreatif, mendiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik di sesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan dan perkembangan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
2.      Beragam dan terpadu
Kurikulum di kembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan tanpa membbedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status social ekonomi dan gender, kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan local dan pengembangan diri secara terpadu serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan bermakna dan tepat bersubstansi.
3.      Tanggao terhadap Pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum di kembangakan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis san oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
4.      Relevan dengan Kebutuhan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepantingan untuk menjadi relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja oleh karena itu pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan dan memperhatikan pengembangan integgritas pribadi, kecerdasan spiritual, keterampilan berfikir, kretifitas social, kemampuan akademik dan keterampilan vokasional.
5.      Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup kesluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajran yang di rencanakan dan di sajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6.      Belajar sepanjang hayat
Kurikulum di arahkan pada proses pengembangan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat kurikulum mencerminkan keterkaitan antar unsure-unsur pendidikan formal, informal, nonformal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7.      Seimbang antara kepentingan global, nasional dan local
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional dan local untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan global, local dan nasional harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan perkembangan era globalisasi dengan tetap berpegang pada motto bhineka tunggal ika kedalam kerangka NKRI
C.    Strategi Pengembangan KTSP
Terdapat beberapa strategi yang perlu di perhatikan dalam pengembangan dan pelaksanaak KTSP terutama berkaitan dengan sosialisasi KTSP di sekolah, menciptakan suasana yang kondusif mengembangakan fasilitas belajar dan sumber belajar, membina disiplin, mengembangkan kemandirian kepala sekolah, mengubah paradigmaguru serta pemberdayaan staf.
1.      Sosialisasi KTSP di sekolah
Hal pertama yang harus di perhatikan dalam pengembangan dan pelaksanaan KTSP adalah mensosialisasikan KTSP terhadap seluruh warga sekolah, bahkan terhdapa masyarakat dan orang tua peserta didik. Sosialisasi dapat di lakukan langsung oleh kepala sekolah apabila yang bersangkutan sudah mengenal dan cukup memahaminya, namun demikian, jika kepala sekolah belum begitu memahami atau belum mantap dengan konsep KTSP yang akan di kembangkan maka akan bisa mengundang ahlinya yang ada di masyarakat baik dari kalangan pemerintah, akademisi maupun dari kalangan penulis atau pengamat pendidikan.
            Sosisalisasi  perlu di lakukan secara matang kepada berbagai pihak agar dapat di pahami dan di terapkan secar optimal karena sosialisasi merupakan langkah penting yang akan menunjang dan menentukan keberhasilan KTSP. Setelah sosialisasi, kemudian mengadakan musywarah antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan komite sekolah untuk mendapatka persetujuan dan pengesahan dari berbagai pihak dalam rangka menyukseskan KTSP di sekolah.

2.      Menciptakan Suasana yang Kondusif
Iklim belajar yang kondusif di dukung oleh berbagai fasilitas belajar yang menyenangklan seperti sarana, prasarana, laboratorium, pengaturan lingkungan, penampilan dan sikap guru, hubungan yang harmonis antara peserta Didik dengan guru dan di antara peserta didik itu sendiri serta penataan organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik, iklim yang menyenangkan akan membangkitkan semangat dan menumbuhkan aktifitas sarta kreatifitas peserta didik iklikm belajar yang baik di antar lain dapat di kembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut :
a.       Menyediakan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan tugas pembelajaran.
b.      Memberikan pembelajaran remedial bagi peserta didik yang kurang berprestasi
c.       Mengembangkan organisasi kelas yang efektif
d.      Menciptakan kerja sama saling menghargai
e.       Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran
f.       Pengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama
g.      Mengembangkan system evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri sendiri

3.      Menyiapkan Sumber belajar
Dalam pengembangan sumber belajar guru di samping harus mempu membuat sendiri alat pembelajaran dan alat peraga guru juga harus berinisiatif mendayagunakan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar yang lebih konkrit, untuk kepentingan tersebut guru harus senantiasa di upayakan peningkatan pengetahuan guru dan di dorong terus untuk menjadi guru yang kreatif dan professional terutama dalam pengadaan serta pendayagunaan fasilitas dan sumber belajar secara luas untuk mengembangkan kemampuan peserta didik secara optimal, dalam kaitannya dalam proses pembelajaran idealnya di kembangkan ruang kelas untuk setiap rumpun mata pelajaran yang di lengkapi dengan sumber belajar untuk pembentukan kompetensi peserta didik dan pencapaian setiap tujuan pembelejara. Kelas idealnya ini hanya bvid=sa di kembangkan oleh sekolah sekolah yang berstatus social ekonomi mengengah ke atas namun demikian jika pemerintah sudah mampu dan mau merealisasikan anggaran minilan20% dari anggaran APBN dan APBD kondisi inilah yang memungkinakna semua lapisan masyarakat menikmati pendidikan secara adil dan merata menuju terwujudnya keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

4.      Membina disiplin
Dalam pegembangan KTSP guru harus mampu membina disiplin diri guru harus mampu membantu peserta didik mengembangkan pola prilakunya meningkatkan standar prilakunya dan melaksanakan aturan sebagai alat untu menegakkan disiplin, pembinaan disiplin perlu memulai dengan prinsif yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yakni sikap demokratis sehingga perlu berpedoman pada hal tersebut yakni dari, oleh dan untu peserta didik.

Jumat, 01 April 2011

SEPULUH PERUBAHAN PENINGKATAN SDM


Sepuluh perubahan pendidikan untuk peningkatan sumber daya manusia

  • Pendidikan sebagai proses pembelengguan atau proses pembebasan
  • Pendidikan sebagai proses pembodohan atau pencerdasan
  • Pendidikan sebagai perampasan hak anak-anak atau justru menjunjung tinggi hak anak-anak
  • Pendidikan menghasilkan tindak kekerasan atau menghasilkan tindak perdamaian
  • Pendidikan sebagai proses pengemberian potensi manusia atau pemberdayaan potensi manusia
  • Pendidikan untuk memecah wawasan manusia tau menyatukan wawasan manusia
  • Pendidika sebagai wahan disentrigasi atau justru wahana mempersatukan bangsa
  • Pendidikan menghasilkan manusia otoriter atau manusia demokratis
  • Pendidikan menghasilkan manusia aptis terhadap lingkungan atau responsive dan  peduli terhadap lingkungan
  • Atau pendidikan hanya terjadi di sekolah atau bisa terjadi di mana-mana



A. pendidikan sabagai proses pembebasan
            Pendidikan kita masih terkesan sebagai pendidikan yang membelenggu,pembelengguan ini bersumber dari ketidakjelasan visi dan misi dan di karnakan adanya praktek sentralisasi dan uniformitas,serta pendidikan dengan konsep delivery system ( system penyampaian atau pemberitahuan ) system pendidikan yang membelenggu ini pada gilirannya akan menghasilkan manusia yang streotipik penurut,tidak kreatif,bahkan memiliki ketergantungan yang tinggi. Hal tersebut akan membuat mereka menjadi beban social,tidak mandiri bahkann tidak memiliki jati diri. Pendidikan demikian dapat di nyatakan sebagai system pendidikan tertutup kurang memberikan kebebasan dan pengalaman kepada para pembelajar untuk berkreasi.

B. pendidikan sebagai proses pencerdasan
            Pendidikan kita di rasakan sebagai proses pembodohan. Hal ini tidak terbatas di sekolah saja,tetapi juga tersa sekali dalam praktik kehidupan masyarakat. Pemutarbalikan fakta yang legitimitas melalui lembaga-lembag formal adalah contoh pembodohan masyarakat yang paling riil. Pembodohan di sekolah terjadi dari praktik instruksional yang sama,yakni dengan interaksi verbal vertical. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa langgam antara siswa baik pada jurusan matematika,ilmu pengetahuan alam,bahasa maupun social ternyata tidak berbeda,padahal seharusnya dengan latar belakang jurusan tersebut di antara mereka memilki langgam yang berbeda.

C. pendidikan menjunjung tinggi hak-hak anak
            Hal Ini di sebabkan karena masyarakat menjadikan sekolah sebagai  panggung pentas bukan sebagai tempat latihan atau laboratorium belajar,anak di haruskan mendapat nilai yang baik oleh karena itu system ranking sekolah memacu masyarakat untuk memperoleh persepsi yang salah tentang pendidikan di sekolah.
D. pendidikan menghasilkan tindak perdamaian
            Melihat munculnya berbagai tawuran di antara pembelajar sekarang ini merupakan bukti nyata bahwa pendidikan menghasilkan tindak kekerasan mereka tidak mempunyai pengalaman untuk memecahkan konflik secara damai,kreatif. Hal ini merefleksikan pengalaman pengalaman mereka sendiri mulai dari kehidupan mereka di rumah,sekolah dan di masyarakat di dalam kehidupan keluarga konflik yang terjadi juga mengesankan kekerasan dalam cara penyelesaianya transaksi emosional yang terjadi antara mereka sering di abaikan. Anak menjadi sasaran orang tua
            Di sekolah konflik antara guru dan siswa sering mencuat ke permikaan kejujuraan sering sumber kemarahan sehingga menipu lebih selamat dari pada jujur,anak yang belum memahamni suatu pelajaran terlalu cepat di nyatakan sebagai anak yang bodoh yang menyebebkan mereka kehilangan jati diri
            Padah,pendidikan adalah proses pemberdayaan yang di harapkan mampu memberdayakan peserta didik menjadi manusia cerdas,manusia  yang berilmu,proses memperolah pengalaman potensi mereka sehingga melakukan bekerja dengan baik dan dapat bekerja sama dalam kemandirian
E. pendidikan anak berwawasan integrative
            Kurikulum belum mampu menjadikan anak berwawasan integrative tujuan pada setiap satuan pendidikan belum di peroleh mereka ia belum menjadi manusia yang terdidik dan berilmu yang sekaligus manusia yang beriman. Integrasi dari keseluruhan itu seharusnya menjadikan pembelajar menjadi manusia yang utuh

F. pendidikan membangun watak persatuan
            Pendidikan belum mampu menghasilkan manusia yang mampu hidup dalam perbedaan..setiap perbedaan dalam masyarakat dapat menjadi pemicu konflik,yang pemecahanya di laksanakan dengan kekerasan mereka tidak memilki pengalaman belajar dalam kelompok dengan partisifasi integrative,yang masing-masing dapat secara aktif memainkan perannya dalam kelompok itu,seberapa jauh perbedaan itu di sikapi dengan diskusi,dan kapan batas dikusi diakhiri yang penyelesaiannya di tentukan oleh mereka sendir,mereka tidak memilki pengalaman.
 Oleh Karena itu,belajar dengan pendekatan kelompok memiliki peranan penting. Pendekatan belajar sekarang di rasa masih di dominasi dengan belajar kontekstual yang tidak mampu membangun kesadaran dan sikap lebih-lebih tindakan.

G. pendidikan menghasilkan manusia demokratis
            Pendidikan kita masih otoriter,baik manajemen,interaksi atau transaksi,proses,kedudukan, maupun substansinya tidak mungkin kondisi demikian menghasilnya manusia yang demokratis. Pengalaman demokratis tidak pernah dalam hidup sehari-hari.mereka hanya memahami secara tekstual praktik,kedudukan substansi dan proses pembelajaran kita masih berorientasi vertical,yakni dari atas kebawah.pengetahuan (tekstual) bersama-sama menghadapi persoalan pengetahuan yang konseptual bukan tekstual. Proses pembelajaran masih di dasarkan atas kerapian administrasi pendidikan dari pada fungsional dalam praktik
H. pendidikan mengahsilkan manusia yang peduli terhadap lingkungan
            Sikap otoriter dalam system pendidikan kita membuat anak menjadi manusia yang patuh,namun di sisi lain system yang membelenggu itu pun akan berakibat anak menjadi pemberontak. Lalu yang di salahkan adalah budi perkerti,pengalaman anak yang begitu beragam dan sangat berharga jarang di manfaatkan sebagai sumber belajar. Evaluasi keberhasilan juga sangat  di tentukan oleh ukuran tekstual,bukan konseptual. Sehingga anak di jadikan korban untuk kurikulum untuk anak dan inilah yang masih terjadi dalam system pendidikan kita.
I. sekolah bukan satu-satunya instrument pendidikan
            undang-undang no.2 tahun 1989 tentang system pendidikan nasional pada dasarnya merupakan undang-undang pendidikan sekolah,bukan system pendidikan nasional,hal ini di karenakan undang-undang tersebut hanya mengatur system pendidikan di sekolah,mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan
tinggi,yang akibatnya sekolah menjadi gudang tuntutan semua muatan pendidikan,sampai akhrinya menjadi rancu

Jumat, 18 Maret 2011

PEMBELAJARAN VISUAL DAN AUDIO VISUAL


PEMBELAJARAN VISUAL
Yang dimaksud alat bantu visual yaitu gambar, model, objek atau alat – alat yang dipakai untuk menyajikan pengalaman konkrit melalui visualisasi kepada siswa dengan tujuan untuk:
  1. memperkenalkan, menyusun, memperkaya atau memperjelas konsep – konsep yang abstrak
  2. mengembangkan sikap yang diinginkan
  3. mendorong timbulnya kegiatan siswa lebih lanjut.
Alat Bantu visual umumnya di klasifikasikan mulai dari tingkat kekonkritan sampai dengan tingkat yang lebih abstrak, aliran pembelajaran visual yang di dasarkan pada konsep penggunaan bahan visual untuk membuat konkritkonsep abstrak yang di ajarkan

Pertama – tama aliran tersebut memperkenalkan gagasan untuk mengklasifikasikan jenis alat – alat bantu visual, dan tidak sekedar mendaftar saja. Kedua, menekanakan pentingnya pengintegrasian bahwa visual ke dalam kurikulum, dan bukannya dipakai secara terpisah – pisah.

Kelemahan aliran tersebut adalah karena hanya mengutamakan bahan itu sendiri, dan kurang memperhatikan desain, pengembangan, produksi, evaluasi dan pemngelolaan bahan itu. Kegiatan dianggap kurang penting karena perhatian dipusatkan kepada bahan itu sendiri. Kelemahan lain adalah adanya anggapan bahwa bahan visual merupakan alatbantu dan bukan merupakan suatu yang mampu membawakan unit pembelajaran sendiri. Dengan timbulnya rekaman suara dan film bersuara pembelajaran visual diperluas dengan menambahkan suara.







DARI PEMBELAJARAN VISUAL KE PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL
Ditinjau dari segi teknis, yang dimaksu dengan pembelajaran audio visual menunjuk pada beberapa macam perangkat keras yang dipakai guru untuk menyampaikan ide dan pengalaman melalui mata dan telinga. Perbedaan utam antara pembelajaran audio visual dengan teknik instruksional lainnya sekedar terletak pada masalah penekanan. Pembelajaran audio visual memberikan tekanan pada pengalaman konkrit atau non verbal dalam proses belajar, sedangkan teknik insruksional lainnya pada pengalaman verbal dan simbolis.

Peralatan dan bahan audio visual  jangan diklasifikasikan secara khusus sebagai sesuatu yang memberikan pengalaman melalui mata dan telinga,melainkan sebagai teknologi modern yang menyajikan pengalaman kongkrit dan kaya kepada siswa. Sekalipun pembelajaran audio visual menambahkan komponen audio kedalam aliran pembelajaran visual,namun penembahan konseptual hanya sedikit.

Aliran pembelajaran audio visual juga masih mengandung kelemahan yang terdapat pada aliran yang mendasarinya,yaitu lebih menaruh perhatian kepada bahan daripada proses pengembangan bahan itu,dan tetap memandang bahan audio visual sebagai alat Bantu guru dalam pengajaran.

DARI PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL KE TEORI KOMUNIKASI
Pendekatan yang lebih bermanfaat untuk memahami dan meningkatkan evisiensi dalam bidang audio visual tampaknya terletak pada teori komunikasi. Orientsi teknologi pendidikan pada komunikasi, mengubah kerangka teori bidang itu. Perhatian tidak lagi dipusatkan kepada benda – benda dalam bidang itu, melainkan kepada seluruh proses komunikasi informasi mulai dari sumber (baik guru maupun bahan) sampai ke penerima atau sasaran (si-belajar)

Untuk dapat menngambarkan seluruh proses ini, orientasi komunikasi menambahkan konsep kedua yang da[pat diterapkan pada definisi yang berlaku sekarang, yaitu pemanfaatan model yang dinamis. Diantara model – model proses komunikasi yang dikembangkan, model S-M-C-R merupakan model yang paling sederhana dan paling bermanfaat dalam menghasilkan konsep – konsep yang berhubungan dengan teknologi pendidikan.

Ditinjau dari segi komonikasi, si-belajar (penerima) dan guru atau bahan (sumber) menjadi bagian integral dari teknologi pendidikan. Kedua unsure tersebut tidak dipandang sebagai suatu yang ada diluar bidang teknologi pendidikan. Kelima macam indera dianggap sebagai bagian dari proses komunikasi, suatu konsep yang lebih menyeluruh daripada pengalaman mata dan telinga dalam aliran audiovisual. Sementara transisi dari pembelajaran audiovisual ke komunikasi berlangsung, secara parallel berlangsung pula transisi lain yang terpisah namun ada kaitannya.

DARI PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL KE KONSEP SISTEM AWAL
Suatu system dapat didefinisikan sebagai rangkaian komponen – komponen yang mempunyai tujuan sama. Arti  penting dari system adalah pengertian adanya:
  1. komponen – komponen dalam system
  2. integrasi komponen – komponen
  3. peningkatan efisiensi system.

Konsep system dalam teknologi pendidikan meganggap system sebagai produk, tetapi bukan sebagai yang terpisah – pisah seperti pada konsepsi bahan audiovisual, melainkan sebagai produk yang lengkap, tersusun dan terintegrasi sedemikian rupa hingga memungkinkan terjadinya pembelajaran secara lengkap. Proses intruksional dapat dipecah – pecah menjadi unsure – unsure:
  1. teknik penyajian untuk massa
  2. pengajaran individual yang berlangsung dengan mesin
  3. interaksi manusia
  4. belajar individual
  5. masa –masa kreatif

Konsep system awal dari teknologi pendidikan telah memperkenalkan beberapa konsep baru yang penting dalam bidang yang bersangkutan. Pertama, ditegaskan bahwa unit dasar atau produk bidang tersebut bukanlah bahan yang terpisah – pisah melainkan system intruksional yang lengkap. Konsep kedua yang ada hubungannya, memandang masing – masing bahan sebagai komponen system, dan bukan sesuatu alat bantu guru yang terpisah – pisah. Ketiga, konsep ini menunjukkan bahwa system instruksional berlangsung karena adanya suatu alasan. Oleh karena itu dalam system intruksional bahan perlu dirancang sebagai komponen untuk digunakan secara sistematik, dalam situasi intruksional tertentu.

KOMUNIKASI AUDIOVISUAL: PERPADUAN KOMUNIKASI DAN KONSEP SISTEM  AWAL
Komunikasi audiovisual ialah cabang teori dan praktek pendidikan khusus yang berkepentingan dengan rancangan dan pemanfaatan pesan yang mengendalikan proses belajar. Komunikasi audiovisual melaksanakan:
  1. penelitian tentang keunikan dan kelebihan relative dari pesan – pesan yang menggunakan gambar dan yang non representative, yang dapat digunakan untuk segala tujuan dalam proses belajar
  2. penyusunana dan pengaturan pesan oleh orang dan instrument dalam lingkungan pendidikan.

Komponen – komponen dalam suatu system diklasifikasikan menurut jenisnya, dan bukan sekedar mendaftar masing – masing komponen tersendiri. Pesan itu sendiri merupakan komponen yang penting, yang harus dimasukkan kedalam desain komunikasi audiovisual dan orang dan bahan harus pula disertakan sebagai komponen system.

Adapun kelemahan yang paling penting terletak pada tingkat konsepsi yang mendasar. Definisi ini mengandung awal konsep system sebagai proses atau pendekatan system. Hal ini tamapak dengan adanya dua masalah dalam definisi. Pertama, model yang menawarkan unsure – unsure system dan menggabungkannya dengan model komunikasi, serta menunjukan fungsi personel dalam kawasan yang diperlukan untuk melaksanakan model. Kedua, tidak semua unsure dalam pendekatan system dimasukkan sebagai bagian dari desain sub-sistem komunikasi audiovisual.